Pasal VIII
Selar papan sebangsa ikan
Bangsa ikan dalam lautan
Pasal delapan kita lanjutkan
Baca perlahan jangan ketiduran
Ayat 1
“Barang siapa khianat pada dirinya
Apalagi pada lainnya”
Ingat kepada akan mati
Jangan sembarang diatas bumi
Khianat akan diri sendiri
Pada orang lain lebih lagi
Dara menari dimalam jum’at
Gendang berbunyi suasana hikmat
Kepada diri jangan khianat
Jadilah diri orang amanat
Kubur keramat jauh diselat
Siapa percaya jadi mudarat
Ilmu khianat membawa laknat
Dapat neraka dihari akhirat
Siti aminah datang menikah
Tempat menikah dirumah Allah
Buat amanah, jangan khianat
Mendapat berkah dari yang rahmah
Ayat 2
“Kepada dirinya dia aniaya
Orang ini jangan engkau percaya”
Jidup berbakti pada dunia
Akhirat datang pastikan lupa
Diri sendiri dia aniaya
Semua orang takkan percaya
Bintang bercahaya dimalam hari
Tampak redup bilakan pagi
Orang aniaya diri sendiri
Ibarat hidup inginkan mati
Buah mengkudu masak sebiji
Diperah perah obatkan hati
Hidup selalu menyiksa diri
Murka allah sudahlah pasti
Bunga melati bunga cempaka
Didalam hutan alam terbuka
Menyiksa diri didalam dunia
Allah pastikan hidup derita
Ayat 3
“Lidah suka membenarkan dirinya
Dari pada yang lain dapat kesalahannya”
La haula wala quata
Jauh daya serta upaya
Bila lidah mulai berdusta
Mulut bicara mengada ada
Burung nuri terbang berputar
Terbang melayang jauhi sangkar
Mengaku diri yang paling benar
Pada yang lain selalu ingkar
Sajak dibaca pakai pepatah
Bersikap menantang pada yang salah
Bijak berkata bersilat lidah
Menganggap orang selalu lemah
Putri menanti hati nan gundah
Dengan segala resah gelisah
Berhati hati menggunakan lidah
Jangan sampai membawa padah
Ayat 4
“Dari pada memuji diri hendaklah sabar
Biar dari pada orang datangnya kabar”
Bakar belalang di bara api
Untuk dimakan oleh kelinci
Jangan sembarang kita memuji
Harus dengan ikhlas dihati
Camar singgah ditiang layar
Senja hari terlihat samar
Khabar didengar hendaklah sabar
Supaya hati tidak tersasar
Hidang disaji buat kenduri
Makan setalam dengan pak haji
Jangan memuji kepada diri
Ri’a tertanam didalam hati
Tikar padi bentangkan lebar
Duduk bersama akan belajar
Kabar angin jangan didengar
Harus periksa dengan benar
Ayat 5
“Orang suka menampakkan jasa
Setengah dari pada syirik mengaku kuasa”
Tanjung Kelit menjadi desa
Camat Senayang jadi ketua
Berbuat baik ingin dipuja
Itulah orang berpura pura
Kuala selat tempat mengaji
Tempatnya indah banyak santri
Apa dibuat minta dipuji
Dimata allah tidak berarti
Merapat kapal pada dermaga
Pangkal lanang tempat tamasya
Berbuat jasa tak harap dipuja
Akan dikenang sepanjang masa
Pala jintan rempah rempahan
Memasak gulai ikan haruan
Segala perbuatan harap pujian
Syirik mulai singgah dibadan
Ayat 6
“Kejahatan diri sembunyikan
Kebaikan diri diamkan”
Hancur kemiri karena digilas
Buat memasak tumisan pedas
Menabur budi niat yang ikhlas
Tidak mengharap budi dibalas
Patahlah hati jiwakan sunyi
Ingatkan kasih tiada kembali
Salahnya diri kita sembunyi
Jadikan sebagai sempadan hati
Buah durian mari di sekah
Makan bergizi buat yang lemah
Tangan kanan beri sedekah
Tangan kiri haruslah lengah
Kelapa kemantan mari di panjat
Campurkan selai dibuat sorbat
Segala perbuatan baik dan jahat
Rahasia diri ditutup rapat
Ayat 7
“Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka”
Tabib dari Tanjunglah lipat
Tabib seberang memberi obat
Aib sendiri harus diingat
Aibnya orang ditutup rapat
Pinang sebatang tinggi menjulang
Ambil sebiji dikala petang
Bercerita tentang aibnya orang
Aib sendiri tampaklah terang
Sirip ikan di buat acar
Dibuat makan diwaktu ashar
Aib teman selalu disiar
Aib kita terangkan sebar
Sari madu beli di pekan
Belikan barang buat campuran
Aib dan malu jadi sempadan
Melangkah yang baik dihari depan