Posts Tagged ‘pasal 8’

Gurindam 12 Pasal 8


8

Gurindam 12 Pasal 8

 

 

 

 

 

 

 

 

Pasal VIII
Selar papan sebangsa ikan
Bangsa ikan dalam lautan
Pasal delapan kita lanjutkan
Baca perlahan jangan ketiduran

Ayat 1
“Barang siapa khianat pada dirinya
Apalagi pada lainnya”

Ingat kepada akan mati
Jangan sembarang diatas bumi
Khianat akan diri sendiri
Pada orang lain lebih lagi

Dara menari dimalam jum’at
Gendang berbunyi suasana hikmat
Kepada diri jangan khianat
Jadilah diri orang amanat

Kubur keramat jauh diselat
Siapa percaya jadi mudarat
Ilmu khianat membawa laknat
Dapat neraka dihari akhirat

Siti aminah datang menikah
Tempat menikah dirumah Allah
Buat amanah, jangan khianat
Mendapat berkah dari yang rahmah

Ayat 2
“Kepada dirinya dia aniaya
Orang ini jangan engkau percaya”

Jidup berbakti pada dunia
Akhirat datang pastikan lupa
Diri sendiri dia aniaya
Semua orang takkan percaya

Bintang bercahaya dimalam hari
Tampak redup bilakan pagi
Orang aniaya diri sendiri
Ibarat hidup inginkan mati

Buah mengkudu masak sebiji
Diperah perah obatkan hati
Hidup selalu menyiksa diri
Murka allah sudahlah pasti

Bunga melati bunga cempaka
Didalam hutan alam terbuka
Menyiksa diri didalam dunia
Allah pastikan hidup derita

Ayat 3
“Lidah suka membenarkan dirinya
Dari pada yang lain dapat kesalahannya”

La haula wala quata
Jauh daya serta upaya
Bila lidah mulai berdusta
Mulut bicara mengada ada

Burung nuri terbang berputar
Terbang melayang jauhi sangkar
Mengaku diri yang paling benar
Pada yang lain selalu ingkar

Sajak dibaca pakai pepatah
Bersikap menantang pada yang salah
Bijak berkata bersilat lidah
Menganggap orang selalu lemah

Putri menanti hati nan gundah
Dengan segala resah gelisah
Berhati hati menggunakan lidah
Jangan sampai membawa padah

Ayat 4
“Dari pada memuji diri hendaklah sabar
Biar dari pada orang datangnya kabar”

Bakar belalang di bara api
Untuk dimakan oleh kelinci
Jangan sembarang kita memuji
Harus dengan ikhlas dihati

Camar singgah ditiang layar
Senja hari terlihat samar
Khabar didengar hendaklah sabar
Supaya hati tidak tersasar

Hidang disaji buat kenduri
Makan setalam dengan pak haji
Jangan memuji kepada diri
Ri’a tertanam didalam hati

Tikar padi bentangkan lebar
Duduk bersama akan belajar
Kabar angin jangan didengar
Harus periksa dengan benar

Ayat 5
“Orang suka menampakkan jasa
Setengah dari pada syirik mengaku kuasa”

Tanjung Kelit menjadi desa
Camat Senayang jadi ketua
Berbuat baik ingin dipuja
Itulah orang berpura pura

Kuala selat tempat mengaji
Tempatnya indah banyak santri
Apa dibuat minta dipuji
Dimata allah tidak berarti

Merapat kapal pada dermaga
Pangkal lanang tempat tamasya
Berbuat jasa tak harap dipuja
Akan dikenang sepanjang masa

Pala jintan rempah rempahan
Memasak gulai ikan haruan
Segala perbuatan harap pujian
Syirik mulai singgah dibadan

Ayat 6
“Kejahatan diri sembunyikan
Kebaikan diri diamkan”

Hancur kemiri karena digilas
Buat memasak tumisan pedas
Menabur budi niat yang ikhlas
Tidak mengharap budi dibalas

Patahlah hati jiwakan sunyi
Ingatkan kasih tiada kembali
Salahnya diri kita sembunyi
Jadikan sebagai sempadan hati

Buah durian mari di sekah
Makan bergizi buat yang lemah
Tangan kanan beri sedekah
Tangan kiri haruslah lengah

Kelapa kemantan mari di panjat
Campurkan selai dibuat sorbat
Segala perbuatan baik dan jahat
Rahasia diri ditutup rapat

Ayat 7
“Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka”

Tabib dari Tanjunglah lipat
Tabib seberang memberi obat
Aib sendiri harus diingat
Aibnya orang ditutup rapat

Pinang sebatang tinggi menjulang
Ambil sebiji dikala petang
Bercerita tentang aibnya orang
Aib sendiri tampaklah terang

Sirip ikan di buat acar
Dibuat makan diwaktu ashar
Aib teman selalu disiar
Aib kita terangkan sebar

Sari madu beli di pekan
Belikan barang buat campuran
Aib dan malu jadi sempadan
Melangkah yang baik dihari depan