Direktur SPBU Karimun Yuswar Yahyanati menegaskan, pihaknya sulit mengawasi pembelian BBM yang kemudian dibawa atau diselundupkan ke luar daerah.
”Terus terang, SPBU sulit memastikan BBM yang terjual ke masyarakat bisa diawasi. Karena, aturan di SPBU untuk melakukan pembatasan penjualan terhadap pembeli dalam sehari atau per minggu belum ada,’’ beber Yuswar, Selasa (8/3).
Kalau sistem pembatasan dilakukan SPBU, sambung Yuswar, bisa-bisa banyak yang komplain. Pasalnya, aturan itu belum ada. Melainkan, baru dalam wacana dari pemerintah pusat.
”Pembatasan bagi kendaraan pribadi dalam sehari untuk membeli premium dan solar tidak diatur. Kecuali, jika pemerintah pusat yang hari ini (Selasa, red) sudah disetujui, mungkin bisa kita lakukan.
Meski demikian, sejauh ini penjualan BBM premium dan solar di SPBU tidak ada masalah. Stok untuk premium masih ada 80 kilo liter (KL) atau ton sampai dengan Kamis,’’ ujar Yuswar yang juga Ketua Hiswana Migas Kabupaten Karimun.
Ditambahkan Yuswar, meski persediaan cukup sampai besok, namun Senin lalu SPBU sudah kembali memberangkatkan kapal ke Tanjunguban untuk mengambil premium sebanyak 260 kilo liter dan 30 kilo liter solar. Jika tidak ada keterlambatan atau antrian di depo Pertamina Tanjunguban, maka tidak akan terjadi kekosongan di SPBU.
Sementara Kasat Reskrim AKP Ari Baroto SIK yang menangani penyelundupan 48 jeriken dan ditambah dua drum minyak tanah yang dibawa kapal layar motor (KLM) Citra Line ke Pekanbaru menyebutkan, belum ada penambahan jumlah tersangka. Namun penyidikan masih berlangsung.
”Tersangkanya masih tetap enam orang, yakni lima orang kru kapal KLM Citra Line, dan satu orang penjual,’’ jelasnya.
Dikutip dari Batam Pos
Karimuninfo 